Sejarah Tentang Freemansonry
Selasa, 27 Maret 2012
0
komentar
Tujuan akhir dari gerakan Freemason ini adalah membangun kembali
cita-cita khayalan mereka, yakni mendirikan Haikal Sulaiman atau Solomon
Temple.
Tentang Haikal Sulaiman atau Solomon Temple ini sendiri banyak sumber
yang mendefinisikan berlainan. Salah satu tafsir yang paling populer
adalah, bahwa Haikal Sulaiman berada di tanah yang kini di atasnya
berdiri Masjidil Aqsha.
Mereka meyakini, tahun 1012 Sebelum Masehi (SM), Nabi Sulaiman membangun
Haikal di atas Gunung Soraya di wilayah Palestina. Tapi pada tahun 586
SM, Raja Nebukhadnezar dari Babilonia menghancurkan Haikal Sulaiman ini.
Tahun 533 SM, bangunan ini didirikan kembali oleh seorang bernama
Zulbabil yang telah bebas dari tawanan Babilonia. Atas kebebasannya
itulah, ia membangun kembali Haikal Sulaiman.
Pada tahun ke 70 M, seorang penguasa Romawi menaklukkan Palestina dan
membakar serta menghancurkan Haikal Sulaiman ini. Kerusakan
terus-menerus dialami setelah penyerbuan Bangsa Hadriyan. Begitu pula
saat kekuasaan Muslim, konon Haikal Sulaiman di hancurkan dan sebagai
gantinya didirikan Masjidil Aqsha pada abad ke-7.
Tapi tafsir lain tentang hal ini juga mengartikan Haikal Sulaiman juga
sebagai wilayah kekuasan yang luas membentang. Bahkan ada yang
menariknya hingga sampai wilayah Khaibar, saat kaum Yahudi diusir di
zaman Rasulullah Muhammad. Karena itu, mereka meyakini harus menguasai
seluruh dunia, bahkan hingga tanah Khaibar, tempat mereka terusir dahulu
karena penghianatanya pada Rasulullah dan piagam Madinah.
Dan untuk itulah mereka bekerja dan membangun, yaitu untuk merebut
Haikal Sulaiman dan mendirikan kekuasannya secara nyata, serta
mempengaruhi pemerintahan dan kekuasan yang mampu mereka pengaruhi. Dan
untuk menebar kekuasaan itu, salah satu rintangan besar yang dihadapi
oleh gerakan ini adalah agama-agama, terutama agama Samawi atau
agama-agama wahyu, Kristen dan Islam.
Sebelum kaum muslimin sadar tentang bahaya gerakan Freemason, perlawanan
terhadap organisasi ini terlebih dulu dilakukan oleh kalangan pemimpin
gereja. Perlawanan gereja Katholik ini terjadi karena Freemason telah
menjadi organisasi tempat berkumpulnya kaum anti-agama. Dalam sebuah
artikel berjudul The Earlier Period Of Freemasonry yang di Mimar Sinan,
turki, Freemason disebut sebagai tempat berkumpul para anggota Mason
yang mencari kebenaran di luar gereja. Dan ini menjadikan awal abad-18
sebagai tahun-tahun yang penuh pertarungan antara gereja Katholik dengan
Freemason di Eropa. Sejak awal berdirinya, Fremason telah menyokong
kebebasan beragama, sama persis dengan yang terjadi belakangan ini di
berbagai negara, liberalisasi keagamaan.
Freemason berdiri di Inggris secara resmi pada tahun 1717. Tapi
tampaknya, sebelum tahun itu pun, Freemasonry telah eksis. Bahkan sejak
abad sebelumnya. Tahun 1641, seorang keluarga kerajaan Inggris, Robert
Moray tercatat sebagai anggota cabang Freemason di Edinburg, tepatnya 20
Mei 1641. nama lain yang juga tercatat sebagai anggota Freemason
sebelum tahun 1717 adalah Elias Ashmole tercatat sebagai anggota
Freemasonry di Lanchasire pada 16 Oktober 1646. Dan ia juga salah
seorang dari royal family atau keluarga kerajaan.
Dari catatan di atas, sebetulnya bisa ditarik kesimpulan bahwa tahun
1717 hanya tahun pemantapan saja dari tahap-tahap yang telah dilakukan
oleh gerakan Freemson. Tahun ini dijadikan sebagai tahun ekspansi untuk
melakukan dan menancapkan pengaruh mereka di seluruh dunia.
Tahun 1717 ini dijadikan sebagai tonggak bagi Freemason unuk memulai
perangnya yang akan sangat panjang kepada umat beragama dan kepada agama
itu sendiri. Seorang kepala gereja protestan di London yang bernama
Anderson dan berdarah Yahudi menjadi motor penggeraknya pada 24 Juni
1717. Pada momentum inilah Freemason mendirikan Grand Lodge of England
dengan menggabungkan empat lodge menjadi satu.
Banyak sumber Freemason menjelaskan bahwa sejarah berdirinya gerakan ini
berakar jauh dan bisa dilacak hingga ke masa Ordo Knight of Templar
saat perang Salib di Yerusalem, Palestina. Saat Paus Urbanus II, tahun
1095, usai Konsili Clermont menyerukan Perang Suci atau Crusade dan
memobilisasi kaum Kristiani di seluruh Eropa untuk turut berperang
merebut Yerusalem kembali dari kekuasaan Muslim. Paus Urbanus II
membakar emosi massa dengan cara mengabarkan kabar bohong. Ia mengatakan
umat Kristen di Palestina telah dibunuh, dibantai dan dibakar di dalam
gereja-gereja oleh pasukan Turki Seljuk yang Muslim. Ia juga membakar
kemarahan kaum Kristiani dengan mengatakan bahwa kaum kafir (Muslim
Turki, pen.) telah dan sedang menguasai makam Yesus Kristus.
Paus UrbanusII menyerukan agar seluruh pertikaian yang terjadi selama
ini antar pemeluk dan kesatrian Kristen harus diakhiri, karena ada musuh
yang lebih berbahaya dan harus segera dihancurakan: Islam dan kaum
Muslimin. Ia juga mengiming-iming dengan bujukan surgawi, bahwa siapa
yang berangkat ke medan perang kan dibebaskan dari seluruh dosa dan di
jamin akan mendapat surga. Hasilnya, ribuan kaum Kristiani berangkat
menuju Palestina dengan kemarahan. Dan setibanya di sana, terjadi
pembantaian besar-besaran atas penduduk Yerussalem dan Palestina.
Selama dua hari penyerbuan terjadi pembantaian yang tak bisa diterima
akal sehat dan rasa kemanusiaan. Sebanyak 40.000 penduduk Palestina
terbantai. Beberapa sejarawan menggambarkan, saat itu darah menggenangi
tanah Yerusalem. Ada yang menyebut darah menggenang setinggi mata kaki,
bahkan ada yang menggambarkan darah menggenang hingga lutut manusia
dewasa. Tentara berperang dengan motivasi mendapatkan emas dan permata,
dan juga banyak para kesatria Prancis tercatat membelah perut
korban-korban mereka. Merka mencari emas atau permata yang kemungkinan
di telan penduduk Palestina sebagai upaya penyelamatan harta.
Setelah mereka menguasai tanah Palestina, pasukan Salib yang terdiri
dari banyak unsur mulai mendirikan kelompoknya masing-masing. Mereka
tergabung dalam ordo-ordo tertentu. Para anggota ordo ini datang dari
seluruh tanah Eropa, yang ditampung di biara-biara tertentu dan berlatih
cara-cara militer di dalam biara tersebut. Dan satu dari sekian ordo
yang sangat mencuat namanya adalah Ordo Knight of Templar.
Knight of Templar juga disebut sebagai tentara miskin Pengikut Yesus
Kristus dan Kuil Sulaiman. Disebut miskin karena tergambar dari logo
yang mereka gunakan, seperti dua tentara yang menunggang seekor keledai.
Untuk menunjukkan bahwa mereka miskin, sampai-sampai satu keledai harus
dinaiki dua orang tentara Knight of Templar. Bahkan tercatat, mereka
dipaksa untuk makan tiga kali saja dalam semingu. Sedangkan nama Kuil
Sulaiman mereka pakai karena mereka menjadikan markas mereka yang
dipercayai sebagai situs runtuhnya Kuil Sulaiman atau Solomon Temple.
Tapi sesungguhnya, pemilihan markas di bukit ini bukan sebuah kebetulan
yang bersifat geografis semata, karena para pendiri ordo Knight of
Templar sesunguhnya punya cirta-cita sendiri untuk mengembalikan
kejayaan dan berdirinya Kuil Sulaiman sebagai tempat suci kaum Yahudi
atau tempatnya kaum Mason. Sepanjang bisa terlacak, pendiri ordo ini
adalah dua kesatria Prancis, yaitu Hugh de Pavens dan God frey de St
Omer. Spekulasi dari kalangan sejarawan mengatakan, bahwa ada
darah-darah Yahudi yang mengalir dalam tubuh dan cita-cita para pendiri
Ordo Knigh of Templar. Para perwira tinggi Kristen tersebut,
sesungguhnya proses convertion yang mereka lakukan hanyalah cara untuk
menyelamatkan diri, dan sesungguhnya mereka masih berpegang teguh pada
doktrin-doktrin Yahudi, terutama Kabbalah.
Meski mereka menamakan diri sebagai tentara miskin, sesunguhnya mereka
tidak miskin sama sekali. Atau setidaknya, masa miskin itu hanya mereka
rasakan di awal-awal berdirinya Knight of Templars. Dalam waktu yang
singkat mereka mampu menjadi sangat kaya raya dengan jalan melakukan
kontrol penuh terhadap peziarah Eropa yang datang ke Palestiana. Salah
satunya adalah dengan cara merekrut anak-anak muda putra para bangsawan
Eropa yang tentu saja akan melengkapi anak mereka dengan perbekalan dana
yang seolah tak pernah kering jumlahnya. Mereka juga disebut sebagai
perintis sistem perbankan pertama pada abad pertengahan.
Saat itu banyak orang-orang Eropa yang ingin pindah atau setidaknya
berziarah ke Palestina. Dan tentu saja perjalanan yang jauh dari Eropa
memerlukan bekal yang tidak sedikit. Ada yang membawa seluruh harta
mereka dalam perjalanan, tapi karena tentara Salib disepanjang
perjalanan hidup dalam kondisi ayng sangat mengenaskan dan mereka sangat
tergiur oleh harta kekayaan, tidak jarang terjadi perampokan bahkan
saling bunuh antar orang Kristen disepanjang perjalanan menuju
Palestian. Lalu ditemukan cara, para peziarah tidak perlu membawa harta
mereka dalam perjalanan. Mereka hanya perlu menitipkannya pada sebuah
perwakilan Templar di Eropa, mencatat dan menghitung nilainya dan mereka
berangkat ke Palestina berbekal catatan nilai harta yang nantinya akan
ditukarkan dengan nilai uang yang sama di Palestina. Gerakan ini banyak
didominasi oleh Ordo Knight of Templar yang membuat mereka sangat kaya
raya karena mendapat keuntungan dari sistem bunga yang mereka
kembangkan. Dan inilah embrio atau cikal bakal perbankan yang kita keanl
sekarang.
Markas Knight of Templar di Prancis menjadi rumah penghimpunan harta
terbesar di Eropa. Lambat laun mereka menjadi bankir bagi para Paus dan
Raja. Bagaimana tidak cepat kaya, setiap tahunyya King Henry II of
England mendonasikan uang untuk menanggung biaya hidup 15.000 tentara
Knight of Templar dan juga Knight Hospitaler selama mereka berperang
dalam Perang Salib di tahun 1170. Untuk menggambarkan betapa besarnya
institusi perbankan yang dijalankan Templar, pada saat itu organisasi
ini memiliki 7.000 pegawai lebih hanya untuk mengurusi masalah keuangan.
Mereka juga memiliki tak kurang dari 870 istana, kastil, dan
rumah-rumah para bangsawan yang terbentang dari London hingga Yerusalem.
Karena ordo ini sangat berkuasa, lambat laun mereka mulai menampakkan
ciri aslinya, yakni sebagai penganut Mason. Mereka mengembangkan doktrin
dan ajaran mistik, juga kekuatan sihir di biara-biara mereka. Mereka
memuja setan dan mendatangkan roh-roh untuk berkomunikasi. Apa yang
mereka praktikkan ini disebut sebagai Kabbalah, sebuah tradisi mistik
Yahudi kuno yang telah berkembang bahkan sejak zaman sebelum Fir’aun.
Mengetahui hal ini, Raja Prancis Philip le Bel, pada tahun 1307
mengeluarkan seruan untuk menangkap dan membubarkan ordo Knight of
Templar karena dituduh telah melakukan bid’ah. Dalam perkembangannya,
Paus Clement V turut bergabung untuk memerangi kaum Mason ini dengan
mengeluarkan kembali vonis inquisisi. Terjadi banyak penangkapan dan
interogasi, dan beberapa pimpinan Ordo Knight of Templar yang bergelar
Grand Master (penyebutan ini masih dipakai sebagai tingkat tertinggi
dalam gerakan Freemasonry sampai sekarang, pen) ikut menjadi korban.
Dari beberapa penangkapan dan interograsi didapatkan keterangan bahwa
anggota-anggota Templar telah melakukan kejahatan seksual terhadap
beberapa perempuan bangsawan, melakukan sodomi, menyembah kucing,
memakan daging teman-teman mereka sendiri yang sudah mati. Bahkan salah
seorang saksi mata mengatakan, para Templar memperkosa perawan-perawan
hingga hamil dan bayinya dibunuh dengan cara yang sadis untuk kemudian
di bakar dan diambil minyaknya, dijadikan minyak suci untuk persembahan
para pemimpin mereka.
Pada tahun 1307, Raja Philip IV memerintahkan penangkapan Jacques de
Molay. Dan setelah melalui penyiksaan demi penyiksaan, de Molay mengakui
segala ritual bid’ah yang dilakukan oleh Ordo Templar. Pada tahun 1312,
Ordo Knight of Templar dilarang dan dibubarkan. Dan atas perintah
Gereja dan Raja , dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1314, para
pimpinan Templar dihukum mati, termasuk Jacques de Molay, salah satu
Grand Master terpenting Ordo Templar. Jacques de Molay sendiri divonis
sebagai heretic (bid’ah) atau kafir dan dihukum dengan cara dibakar
hidup-hidup di depan raja Philip IV. Dan sebelum menghembuskan napasnya,
de Molay mengeluarkan kata-kata bahwa Raja Philip dan Paus Clement
harus mengikutinya, mati, dalam waktu satu tahun. Dan sejarah mencatat,
Raja Philip IV meninggal tujuh bulan kemudian, disusul Paus Clement
sebulan setelah Raja Philip mangkat.
Setelah itu terjadi pemusnahan besar-besaran, sekali lagi atas kaum
Yahudi, dan kali ini bermula dengan kasus Knight of Templar atau kaum
Mason. Pemusnahan ini tak hanya terjadi di Palestina, tapi juga terjadi
di Eropa. Mereka diburu untuk ditangkap dan dibunuh. Sampai akhirnya
mereka berhasil melarikan diri dan mendapat perlindungan dari Raja
Skotlandia, Robert The Bruce yang dilantik dan menduduki singgasana Raja
pada tahun 1306. Dan di tanah baru ini pula mereka menyusun kekuatan
kembali. Dan Skotlandia menjadi salah satu yang menentukan dalam
perkembangan gerakan Freemason.
Versi yang lebih tua dari sejarah Freemason adalah kisah yang
menyebutkan pembentukan Freemasonry pada zaman Raja Israel, Herodes
Agripa I yang meninggal pada tahun 44 Masehi. Freemason pada zaman ini
dibentuk untuk membendung ajaran agama yang disampaikan oleh Nabi Isa
as. Konon waktu itu namanya The Secret Power atau kekutan yang
Tersembunyi.
Tujuan utamanya adalah memusuhi pengikut Nabi Isa, menculik mereka,
membunuh, melarang penyebaran agama baru tersebut, termasuk membunuhi
baya-bayi Kristen. Tapi, berkenaan dengan segala kesadisan yang
dilakukan Herodes ini, para sejarawan dunia, meyakini bahwa hal tersebut
hanyalah mitos belaka dalam tradisi agama Kristen. Herodes Agripa I
menjalankan segala misi The Secret Power ini dibantu dua pengikut
setianya, Heram Abioud sebagai Wakil Presiden gerakan dan Moab Leumi
sebagai pemegang rahasia utama gerakan ini. Tapi beberapa anggota
Freemason juaga mempercayai dan menarik sejauh mungkin sejarah mereka ke
masa lalu, bahkan hingga ke zaman Fir’aun. Itu pula yang menjadi salah
satu penjelasan mengapa mereka kerap kali menggunakan simbol-simbol
Mesir Kuno dalam tradisi dan aktivitas ritual mereka, seperti penggunaan
Dewa Horus, Piramida, Matahari dan berbagai simbol Mesir lainnya.
Penggunaan ini bermula dari penggalian Kuil Sulaiman oleh para Templa
dan penemuan doktrin dan ajaran Kabbalah yang terus-menerus mereka
eksplorasi dan diajarkan dari mulut ke mulut. Penggalian ini begitu
serius mereka lakukan sehingga kelak akan mempengaruhi cara pandang kaum
Templar dan juga rencana mereka pada kehidupan dunia.
Bahkan yang cukup mengejutkan adalah, dalam manuskrip-manuskrip kuno
Mason dikatakan, orang pertama Mason adalah Adam! Kejadian itu berawal
ketika Adam dan Hawa memakan daun dari pohon terlarang di taman surga.
Daun yang disebut sebagia daun pengetahuan, dan karena itu pula Tuhan
mereka melarang mereka memakannya. Dr.Albert Mackei, seorang anggota
Mason dengan tingkatan 33 derajat dalam Encyclopedia of Freemasonry
manuliskan, daun pengetahuan itu kelak diturunkan pada dua anak Adam dan
Hawa, Seth dan Nimrod dengan kisah The Tower of Babel. Kedua anak ini
pula menyusun bahasa untuk ilmu pengetahuan yang akan diturunkan kepada
manusia-manusia berikutnya. Tapi, dalam perkamen-perkamen tua itu
disebutkan bahwa, Tuhan dengan sengaja mengacaukan bahasa manusia yang
mengakibatkan rahasia ilmu pengetahuan, yang diturunkan Adam dengan
memakan daun dari pohon terlarang, hilang dan tak diketahui
manusia-manusia setelah Seth dan Nimrod. Dan itu pula yang menjadi
alasan kedua kaum ini memerangi Tuhan.
Bahkan menurut Talmud, setan-setan adalah keturunan dari Adam dan Hawa.
Setelah Adam diusir dari surga, ia enggan mencampuri istrinya, Hawa. Dan
pada saat itulah, dua setan perempuan mendatanggi Adam yang langsung
digauli keduanya oleh Adam. Dalam Talmud disebutkan, Adam menggauli
setan perempuan bernama Lelet selama lebih dari 130 tahun lamanya dan
melahirkan banyak anak-anak setan begitu pula dengan Hawa selama
ditinggal oleh Adam, Hawa juga digauli oleh setan laki-laki dan
melahirkan banyak anak setan.
Sumber: http://universe-legacy.blogspot.com/2012/03/sejarah-tentang-freemansonry.html
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar sesuka kalian asal sopan.!!